Idola Saya : BJ Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie
dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Pak Habibie merupakan anak keempat dari
delapan bersaudara. Ayah beliau
bernama Alwi
Abdul Jalil Habibie (alm) dan Ibunya RA. Tuti Marini Puspowardojo (alm). Pak Habibie memiliki
seorang isteri bernama Hasri Ainun Habibie (almh, meninggal pada tanggal 22 Mei
2010, di Rumah Sakit Ludwig Maximilians Universitat, Klinikum, Muenchen,
Jerman), beliau menikah pada tanggal 12 Mei 1962, dikaruniai dua orang putra
yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Pak Habibie semasa kecil bersama
saudara-saudaranya tinggal di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Kegemaran beliau ialah
menunggang kuda dan membaca, beliau dikenal sangat
cerdas ketika masih menduduki Sekolah Dasar, namun beliau harus kehilangan Ayahnya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena
serangan jantung saat beliau sedang shalat Isya. Tak lama setelah Ayah beliau meninggal,
Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama
Habibie.
Karena kecerdasan Pak Habibie, setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi
Bandung),
beliau mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, karena mengingat pesan Bung
Karno tentang pentingnya dirgantara dan penerbangan bagi Indonesia maka beliau memilih jurusan
Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang ketika sampai di Jerman. Setelah Pak Habibie menyelesaikan belajarnya (sekitar 10 tahun) dan
bekerja selama hampir 9 tahun (total 19 tahun di Jerman), Pak Habibie dipanggil pulang ke
Indonesia oleh Pak Harto. Di Indonesia
Pak Habibie telah mencatat sejarah dengan penciptaan pesawat terbang pertama bagi
tanah air, pesawat tipe N-250 dilakukan uji terbang pada 15 Agustus 1995.
Pada tanggal 11 Maret 1998, Pak Habibie terpilih sebagai
Wakil Presiden RI ke-7 melalui Sidang Umum MPR dengan menjabat
selama 2 bulan 7 hari
(14 Maret 1998 - 21 Mei 1998), dan pada 21 Mei 1998 disumpah oleh
Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Pak Soeharto menjadi
Presiden Republik Indonesia ke 3 dengan menjabat
selama 1 tahun 5 bulan (11 Maret 1998 - 20
Oktober 1999).
Setelah beliau turun dari jabatannya sebagai presiden, beliau lebih banyak tinggal
di Jerman dari pada di Indonesia. Tetapi ketika era kepresidenan Pak Susilo Bambang
Yudhoyono, beliau kembali aktif sebagai
penasehat presiden di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie
Center.
Pak Habibie mempunyai empat tokoh idolanya, yaitu :
§
Pertama adalah sang proklamator, Bung Karno. Alasan beliau karena Bung Karno lah yang menanamkan
rasa nasionalisme kedalam hati seluruh rakyat Indonesia.
§
Kedua adalah Presiden Indonesia kedua, Soeharto. Menurut beliau, Pak Harto telah sukses
menunjukkan kepemimpinan dengan tidak meninggalkan budaya leluhur, terutama
budaya Jawa. Kata beliau, tidak mungkin memimpin negeri ini dengan mengesampingkan
budaya Jawa. Karena, sebagian besar penduduk Indonesia dari Jawa.
§
Ketiga adalah begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo. Di mata Pak Habibie, Sumitro adalah sosok intelektual yang sangat berani
dan teguh dalam memperjuangkan ide-idenya.
§ Keempat adalah Widjojo Nitisastro. Widjojo
Nitisastro dipandang beliau sebagai ikon intelektual yang rendah hati. Pak Habibie
mengatakan, Widjojo
berpendidikan Barat tapi tidak meninggalkan karakter budayanya. Widjojo tetap
rendah hati dan tahu diri.
Diantara
karya-karya beliau yang ditulis dalam bentuk buku antara lain :
Terbit pada tahun 2006 (memori mengenai
peristiwa tahun 1998)
“Tak perlu sesorang yang sempurna,
cukup temukan orang yang selalu membuatmu
bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun”
_ BJ Habibi
Alasan
saya mengidolakan Pak Habibie karena :
ü Pak Habibie adalah tokoh
yang sangat jenius, sangat cerdas.
ü Pak Habibie adalah pencipta
pesawat terbang pertama bagi Indonesia
ü Banyak Negara-negara yang
mengakui kecerdasan Pak Habibie dalam Teknologi penerbangan
ü Pak Habibie pernah menjadi
presiden bagi Indonesia
ü Pak Habibie adalah seorang
yang sangat setia
“Aku bukanlah pujangga yang pandai merangkai kata,
tapi ku coba membuat
bangga Indonesia dengan Karya”
_ Suharni
Inspiratif >> Pak
Habibie ^_^
Setau saya dia tidak pernah mau mendapatkan beasiswa, sekolah kejerman itu karena usaha nya dan ibu nya.
BalasHapus