Kamis, 20 Februari 2014

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


makalah :)
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Sejarah perkembangan Teknologi Pembelajaran telah berlangsung dari waktu yang lama sekali, banyak pendapat dan kejadian sejarah yang mendasari awal perkembangan Teknologi Pembelajaran terutama yang berkaitan dengan perkembangan instruksional.
Sejarah perkembangan teknologi Pembelajaran menjadi sangat singkat jika dihitung bagaimana jabatan dan pola pikir telah dibawa bersama sama untuk menciptakan bidang galian dari teknologi Pembelajaran.
Untuk itu penulis akan menguraikan kembali sekelumit hal yang berkaitan dengan sejarah dan perkembangan Teknologi Pembelajaran (pengajaran dan intruksional).
Dari uraian di atas itulah yang menjadi latar belakang penulisan makalah ini dengan judul “Sejarah dan Perkembangan Teknologi Pembelajaran”.

B.       Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah penulis pada makalah ini adalah :
1.      Bagaimana sejarah teknologi pembelajaran?
2.      Bagaimana perkembangan teknologi pembelajaran?




PEMBAHASAN
A.      Sejarah Teknologi Pembelajaran
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) “Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu, karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, dan lebih sejahtera”.[1] Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Sedangkan mengenai pembelajaran, pembelajaran telah berlangsung  sejak awal peradaban dan budaya manusia. Jika kita berpegangan kepada konsep teknologi sebagai cara dan pendidikan telah berlangsung sejak peradaban manusia, maka awal tumbuhnya teknologi pembelajaran dapat dikatakan telah ada sejak dahulu, dimana orang tua mendidik anaknya dengan cara memberi pengalaman serta memanfaatkan lingkungannya. Saettler berpendapat bahwa “sumber tumbuhnya teknologi pembelajaran dapat ditelusuri sampai dengan kaum sufi, dengan cara mereka menjajakan pengetahuannya”.[2]
Beberapa para ahli menjelaskan beberapa masa sejarah teknologi pembelajaran, diantaranya:
a.         Metode Kaum Sufi
Perkembangan dari berbagai metoda pengajaran merupakan tanda lahirnya teknologi pengajaran yang dikenal saat ini. Beberapa pendidik pada masa lampau, yaitu golongan Sufi di Yunani, para ahli pendidikan memandang kaum Sufi merupakan kaum teknologi pengajaran yang pertama. Mereka menyampaikan pelajaran dengan berbagai cara dan teknik, mula mula mereka menyampaikan bahan pelajaran yang telah disampaikan secara matang, kemudian mereka melanjutkan dengan perdebatan yang dilakukan dengan secara bebas, pada saat itulah proses kegiatan belajar itu berlangsung. Kemudian jika ada minat dari mayarakat untuk belajar, akan dibuat kontrak dan untuk kemudian menjadi sistem tutor. Pandangan ajaran kaum Sufi tersebut di atas didasarkan atas ; Bahwa manusia itu berkembang secara evolusi. Seorang dapat berkembang dengan teratur tahap demi tahap menuju kepada peradaban yang lebih tinggi. Melalui teknologilah pembelajaran dapat diarahkan secara efektif. Bahwa proses evaluasi itu berlagsung terus, terutama aspk-aspek moral dan hukum. Sejarah dipandang sebagai gerak perkembangan yang bersifat evousi berkelanjutan. Demokrasi dan persamaan sebagai sikap masyarakat merupakan kaidah umum. Bahwa asas teori pengetahuan bersifat progresif, pragmatis, empiris dan behavioristik. Gagasan kaum Sufi ini cukup banyak mempengaruhi kurikulum di Eropa, misalnya penggunaan retorika, dialektika, dan gramar sebagai materi utama dalam quadrivium dan trivium.
b.         Metode Socrates
Bentuk pengajaran lebih ke dalam bentuk berfilsafat, metode yang dipakai disebut dengan Maieutik atau menguraikan, yang sekarang dikenal dengan nama metode inkuiri. Pelaksanaannya berlangung dengan cara “take and give of conversation”. Dengan cara memberikan pertanyaan yang mengarah kepada suatu masalah tertentu. Pada dasarnya Socrates mengajarkan tentang mencari pengertian, yaitu suatu bentuk tetap dari sesuatu.
c.         Metode Abelard
Metode Abelard ini berlangsung pada masa pemerintahan Karel Agung di Eropa. Metoda yang di pakai bertujuan untuk membentuk kelompok pro dan kontra terhadap suatu materi. Guru tidak memberikan jawaban final tetapi siswalah yang akan menyimpulkna jawaban itu sendiri. Metoda ini biasa disebut dengan “Sic et Non” atau setuju atau tidak.
d.        Metoda Lancaster
Metoda Lancerter ini dalam bentuk sistem Monitoring yang merupakan bentuk pengajaran yang unik, meliputi pengorganisasian kelas, materi pelajaran sesuai dengan rencanannya yang meningkat dan dikelola secara ekonomis. Lancaster mempelajari konstruksi kelas khusus yang dapat mendayagunakan secara efektif penggunaan media pengajaran dan pengelompokan siswa. Dalam sistem pengajaran Lacaster, pemakaian media pengajaran masih sederhana. Seperti penggunaan pasir dalam melatih siswa menulis.
e.         Metoda Pestalozi
Pengamatan pada alam merupakan landasan utama dari proses daktiknya. Pengetahuan bermula dari adanya pengamatan, dan pengamatan menimbulkan pengertian, selanjutnya pengertian yang baru itu menimbulkan pengertian yang selanjutnya pengertiaan tersebut bergabung dengan yang lama untuk menjadi sebuah pengetahuan. Dan dapat dikatakan bahwa perintisan ke arah pendayagunaan perangkat keras atau hardware sebenarnya telah dimulai pada masa Pestazoli ini, seperti penciptaan papan aritmatik yang terbagi dalam kotak kotak yang di setiap kotaknya diberi garis-garis yang secara keseluruhan berjumlah 100 kotak kecil. Selain itu Pestalozi juga menciptakan stylabaries untuk melatih siswanya dalam mempelajari angka, bentuk, posisi dan warna disain.
f.          Metoda Froebel
Metode Froebel didasarkan kepada metodologi dan pandangan filsafatnya yang intinya mengatakan bahwa pendidikan masa kanak-kanak merupakan hal paling penting untuk keseluruhan kehidupannya. Karena itulah Froebel mendirikan Kindergarten atau yang lebih dikenal dengan Taman Kanak – kanak. Metoda pengajaran Kindergasten dari Froebel meliputi kegiatan berikuti: Bermain dan bernyanyi, Membentuk dengan melakukan kegiatan, Grift dan Occupation.
g.         Metoda Friedrich Herbart
Praktek pendidikan Herbert terlihat adanya pengaruh Freobert terutama pada aspek pengembangan moral sebagai tujuan utama pendidikan. Metoda instruksionalnya didasarkan kepada ilmu jiwa yang sistematis. Dengan demikian siswa secara pikologis dibentuk oleh gagasan yang datang dari luar. [3]

B.       Perkembangan Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran sebagai suatu disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika Serikat. Meskipun demikian menurut beberapa penulis Amerika Serikat diakui bahwa para pendahulu atau nenek moyang teknologi pembelajaran kebanyakan berasal dari luar Amerika Serikat.[4]
Gerakan untuk mengembangkan teknologi pembelajaran sebagai bidang kajian di Amerika Serikat dimotori oleh James D. Finn (1915-1969), Finn dianggap sebagai bapak teknologi pembelajaran. Menurut Finn, “tahun 1920-an adalah awal perkembangan teknologi pembelajaran”.[5] Perkembangan tersebut dapat dilihat dari definisi teknologi pembelajaran. Namun usaha untuk merumuskan definisi teknologi pembelajaran secara terorganisasi dimulai pada tahun 1960. Istilah dan definisi formal yang pertama yang berhubungan dengan teknologi pembelajaran pada saat itu (tahun 1920-an) adalah pengajaran visual, artinya mengajar dengan menggunakan alat bantu visual yang terdiri dari gambar, model, objek, atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkret melalui visualisasi kepada siswa. Secara aksplisit Saettler menganggap bahwa Komensky merupakan pionir teknologi pembelajaran dengan pendapat perlunya visualisasi pengajaran. Demikian juga dengan Rousseau, Pestalozzi, Froebel yang menekankan perlunya rangsangan indra untuk meningkatkan efektivitas belajar. Kelemahan pengajaran visual ini adalah karena hanya mengutamakan bahan itu sendiri dan kurang memeperhatikan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan itu. Dengan timbulnya rekaman suara dan film bersuara, pengajaran visual diperluas dengan menambah suara sehingga berkembang menjadi pengajaran audiovisual.
Perkembangan selanjutnya adalah disusunnya konsep teknologi pembelajaran secara sistematis, berlangsung pada tahun 1963 dengan bercirikan pergeseran audiovisual kearah teknologi pembelajaran. Pada masa ini mulai disusun definisi secara formal teknologi pembelajaran sebagaimana dinyatakan oleh AECT,  walaupun perumusan definisinya masih kental dengan kandungan audiovisual communication. Formulasi definisi yang disusun dengan berfokus pada pemahaman bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan reorientasi konsep yang membedakannya dengan konsep audiovisual.
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kandungan definisi teknologi pembelajaran memuat tiga ide utama yaitu:
1.         menggunakan konsep proses dibanding konsep produk;
2.         menggunakan istilah massage dan media instrumentation dibanding istilah materials dan machine; dan
3.         memperkenalkan bagian penting dari belajar dan teori komunikasi (Ely, 1963: 19).[6]
Dari kandungan definisi tersebut maka sejak tahun 1963 terdapat pemahaman bahwa teknologi pembelajaran memperoleh kontribusi konsep dari konsep komunikasi, teori belajar, dan teaching machine and programmed instruction.
Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran :
a.         Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970 “Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis. Bagian  yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.
b.      Definisi Silber 1970, “Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.
c.       Definisi MacKenzie dan Eraut 1971, “Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”. Definisi sebelumnya meliputi istilah, “mesin”, instrumen” atau “media”, sedangkan dalam definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.
d.      Definisi AECT 1972, Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut : “Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut”. Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi.
e.       Definisi AECT 1977, “Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia. Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori.
f.       Definisi AECT 1994, “ Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.” Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.[7]
Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses “metamorfosa” menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan profesi.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Ada tiga prinsip dasar yang perlu dijadikan acuan dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi pembelajaran, yaitu :
1.         Pendekatan sistem (system approach), Prinsip pendekatan sistem yaitu cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan., artinya memandang segala sesuatu sebagai sesuatu yang menyeluruh (komprehensif) dengan segala komponen yang saling terintegrasi
2.         Berorientasi pada peserta didik (learner centered), Prisip berorientasi pada peserta didik, berarti bahwa usaha-usaha pendidikan, pembelajaran dan pelatihan hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik.
3.         Pemanfaatan sumber belajar semaksimal dan sebervariasi mungkin (utilizing learning resources), prinsip pemanfaatan sumber belajar semaksimal dan sebervariasi mungkin, berarti peserta didik belajar karena berinteraksi dengan berbagai sumber belajar secara maksimal dan bervariasi.[8]



PENUTUP

A.      Kesimpulan
Awal tumbuhnya teknologi pembelajaran dapat dikatakan telah ada sejak dahulu, dimana orang tua mendidik anaknya dengan cara memberi pengalaman serta memanfaatkan lingkungannya.
Adapun beberapa para ahli menjelaskan beberapa masa sejarah teknologi pembelajaran, diantaranya:
a.         Metode Kaum Sufi
b.         Metode Socrates
c.         Metode Abelard
d.        Metoda Lancaster
e.         Metoda Pestalozi
f.          Metoda Froebel
g.         Metoda Friedrich Herbart
Menurut Finn, tahun 1920-an adalah awal perkembangan teknologi pembelajaran. perkembangan tersebut dapat dilihat dari definisi teknologi pembelajaran.
Perkembangan teknologi pembelajaran pada tahun 1920-an adalah pengajaran visual, artinya mengajar dengan menggunakan alat bantu visual yang terdiri dari gambar, model, objek, atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkret melalui visualisasi kepada siswa.
Perkembangan selanjutnya adalah disusunnya konsep teknologi pembelajaran secara sistematis, berlangsung pada tahun 1963 dengan bercirikan pergeseran audiovisual kearah teknologi pembelajaran. Walaupun perumusan definisinya masih kental dengan kandungan audiovisual communication. Formulasi definisi yang disusun dengan berfokus pada pemahaman bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan reorientasi konsep yang membedakannya dengan konsep audiovisual.



DAFTAR  PUSTAKA

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemahi Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Akhmad Sudrajat. ht tp://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/20/teknologi-pembelajaran/. diposting pada hari kamis, tanggal 13 februari, pukul 10.00 WIB.



[1] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 131
[2] Yusufhadi Miarso, Ibid., hlm. 133
[4] Yusufhadi Miarso, Loc. Cit.,
[5] Yusufhadi Miarso, Ibid., hlm 134
[7]Akhmad Sudrajat. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/20/teknologi-pembelajaran/. diposting pada hari kamis, tanggal 13 februari, pukul 10.00 WIB.

[8] Yusufhadi Miarso, Op. Cit., hlm. 150

2 komentar:

  1. luar biasa,, makasih neng...

    BalasHapus
  2. runtutan penulian nya utuh dan runtut,saya mudah memahami tulisan kakak, kalau boleh bisakah anda memberi saya tips untuk menulis makalah atau essay yang baik

    BalasHapus